Aliansi Sumut Bersatu (ASB) menilai pelarangan beribadah terhadap jemat GBI Filadelfia di Martubung Medan, bukanlah yang pertama. Pendiri ASB, Veryanto Sitohang mengatakan, berdiri sejak tahun 2009 dan menjadi lembaga yang fokus pada isu-isu keberagaman dan keyakinan, Veryanto mengatakan, dalam catatan pihaknya, ada 13 kasus pelarangan kebebasan berkeyakinan (intoleransi) yang terjadi di Sumatera Utara.
Ke-13 kasus tersebut adalah: pelarangan pembangunan Gereja HKBP di Binjai, pelarangan pembangunan Mesjid Almunawar di Sarulla Tapanuli Utara, pembakaran Gereja HKBP dan Pentakosta di Sibuhuan, penyerangan dan pembakaran Vihara, Klenteng dan Rumah Sosial juga pemindahan Patung Budha Amitabha di Tanjung Balai, penyerangan Mesjid Ahmadiyah di TanjungPura Langkat, pelarangan acara Pertemuan Lajenah di Tebing Tinggi serta penolakan Kelompok Pengajian Islam Kaffah dan Pembongkaran aula (tempat) pelaksanaan aktivitas keagamaan Pengajian Islam Kaffah Lima Laras, Tanjung Tiram Kabupaten Batubara.
Selanjutnya ada kasus bom bunuh diri di gereja Katolik Santo Yoseph di Jalan dr Mansyur Medan, penolakan keras untuk melakukan ibadah (perayaan) Waisak di Candi Portibi Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, penolakan pelaksanaan Kogres Konghucu se-Dunia di Medan, penolakan pembangunan sekolah Thomas Alfa Edison Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal Sari Mandala, penutupan Pengajian Tarekat Samaniyah Ihya Ulumuddin Jalan Karya Bakti, Medan Johor, Medan, dan penolakan pembangunan Patung Sang Nawaluh Damanik tokoh budaya Simalungun di Pematangsiantar.
“Mungkin masih ada kasus lain yang tidak tercatat atau terekspose. Sementara di provinsi lain kasus intoleransi juga pernah terjadi bahkan berulang. Sepertinya negara belum hadir. Padahal konstitusi dengan tegas menjamin kebebasan setiap warga negara memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya,” kata Veryanto.
Menurut veryanto, ASB sudah berkunjung ke GBI Filadelfia Martubung dan memberikan dukungan kepada jemaat melalui Pdt. Jan Fransman Saragih. Harapan Jemaat GBI Filadelphia Martubung Medan melalaui Pdt. Jan Fransman Saragih memohon kepada pemerintah agar mempermudah pengurusan izin gereja kepada setiap umat beragama. “Harapan yang sama kami letakkan kepada pemerintah sebagai pemegang kedaulatan rakyat. Semoga mereka yang dekat dengan kekuasaan mampu memenuhi harapan jemaat GBI Filadelphia Martubung Medan, juga harapan korban intoleransi lainnya,” kata Veryanto.(*)